Kamis, 13 Maret 2014

TEKNIK SIPIL

MENELAAH PENGARUH GERAK, GRAVITASI, DAN MASSA
DALAM RUANG LINGKUP TEKNIK SIPIL
ALFRED RODRIQUES JANUAR NABAL (120214174)

1.      Prawacana
Teknik sipil merupakan salah satu cabang ilmu teknik yang mempelajari tentang bagaimana merancang, membangun, merenovasi tidak hanya gedung dan infrastruktur, tetapi juga mencakup lingkungan untuk kemaslahatan hidup manusia. Teknik sipil mempunyai ruang lingkup yang luas, di dalamnya pengetahuan matematika, fisika, kimia, biologi, geologi, lingkungan hingga komputer mempunyai peranannya masing-masing. Teknik sipil dikembangkan sejalan dengan tingkat kebutuhan manusia dan pergerakannya, hingga bisa dikatakan ilmu ini bisa merubah sebuah hutan menjadi kota besar (Kamiharibasuki.blogspot.com).
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, salah satu ruang lingkup teknik sipil adalah pengetahuan tentang fisika (dibatasi pada konteks teknik sipil). Dengan demikian, dunia teknik sipi tak dapat dilepaspisahkan  dari beberapa konsep fisika, yang pada dasarnya dapat dijadikan sebagai acuan analisis. Dalam tulisan singkat ini akan dijelaskan tiga konsep dasar dalam bidang fisika, yaitu Gerak (motion), gravitasi (gravity), dan massa (mass) juga menjadi landasan/batu loncatan untuk memahami dan menelaah lebih jauh tentang dunia teknik sipil, kemudian melihat relevansi ketiganya dalam kerangka teknik sipil. Konsep gerak, gravitasi, dan massa ini menjadi hal yang penting untuk diketahui dan dipahami oleh seorang insinyur dalam melakukan perencanaan, perancangan, dan pembangunan berbagai infrastruktur dan lingkungan lainnya yang masuk dalam ruang lingkup ke-tekniksipil-an.

2.      Landasan Teori tentang Gerak, Gravitasi, dan Massa
2.1  Gerak
Dalam fisika, gerak didefinisikan sebagai perubahan posisi suatu benda terhadap waktu. Gerak biasanya digambarkan dalam hal kecepatan, percepatan, perpindahan, dan waktu. Gerak diamati dengan melampirkan kerangka acuan untuk tubuh dan mengukur perubahan dalam posisi relatif terhadap yang lain kerangka acuan.
Mekanika merupakan cabang ilmu fisika tertua yang mempelajari gerak benda-benda. Jika kita membahas tentang gerak, maka kita berhadapan dengan bagian dari mekanika, yaitu kinematika. Selanjutnya, jika gerak dihubungkan dengan gaya yang berkaitan dengannya dan sifat-sifat benda yang bergerak, maka dikenal istilah kinematika.
Mekanika secara fundamental didasarkan pada tiga Hukum Newton tentang Gerak. Hukum-hukum ini menggambarkan hubungan antara gaya dan gerak yang bekerja pada benda. Mekanika pertama kali disusun oleh Sir Isaac Newton dalam karyanya Philosophiae Naturalis Principia Mathematica, pertama kali diterbitkan pada tanggal 5 Juli 1687.
Mekanika klasik kemudian lebih ditingkatkan oleh Albert Einstein relativitas khusus dan relativitas umum. Relativitas khusus menjelaskan gerakan benda-benda dengan tinggi kecepatan, mendekati kecepatan cahaya, relativitas umum digunakan untuk menangani gravitasi gerak pada tingkat yang lebih dalam.
2.2  Gravitasi
Gravitasi merupakan fenomena alam dimana benda-benda menarik satu sama lain dengan kekuatan yang proporsional. Gravitasi merupakan agen yang memberikan bobot kepada objek dengan massa dan menyebabkan objek jatuh ke tanah saat terjatuh. Gravitasi bertanggung jawab untuk menjaga planet-planet tetap bergerak sesuai dengan orbit mengelilingi matahari,menjaga  bulan dalam orbitnya mengelilingi bumi, pembentukan pasang surut, konveksi alam, aliran fluida yang terjadi di bawah pengaruh kerapatan gradien dan gravitasi, untuk memanaskan interior bintang dan planet-planet membentuk suhu yang sangat tinggi, dan fenomena lain di bumi.
Fisika modern menjelaskan gravitasi menggunakan teori relativitas umum oleh Einstein, dimana gravitasi merupakan konsekuensi dari kelengkungan ruang-waktu yang mengatur gerak benda inersia. Hukum Newton tentang gravitasi universal memberikan perkiraan yang akurat tentang fenomena gravitasi ini.
 2.3 Massa
Hukum ke dua Newton menghadirkan suatu penggunaan konsep massa. Newton menggunakan istilah massa sebagai sinonim dari kuantitas materi. Secara lebih tepat, massa didefinisikan sebagai ukuran inersia sebuah benda. Semakin banyak massa yang dimiliki oleh sebuah benda, semakin sulit untuk mengubah keadaan geraknya, atau dari keadaan diam dibuat menjadi bergerak (Douglas, 1996: 90). Dalam satuan SI, satuan massa adalah kilogram. Standar sebenarnya adalah suatu silinder platina iridium khusus yang disimpan di International Bureau of Weights and Measures di dekat Paris.
Istilah massa dan berat seringkali membingungkan.  Massa adalah sifat dari benda itu sendiri (ukuran inersia benda atau kuantitas materi benda). Sedangkan, berat merupakan ukuran sebuah gaya, yaitu gaya gravitasi yang bekerja pada sebuah benda.

3.      Relevansinya dalam Teknik Sipil
Mempelajari dan memahami fenomena gerak, gravitasi, dan massa dalam ilmu fisika menjadi dasar untuk memahami berbagai fenomena yang terjadi dalam berbagai infrastruktur yang menjadi bidang kajian teknik sipil. Dari fenomena-fenomena ini, dapat dilakukan langkah-langkah yang perlu untuk mengantisipasi atau pun membantu agar suatu infrastruktur dapat bertahan lama sesuai dengan hasil analisis. Berikut ini, ada beberapa relevansi ke tiga fenomena dalam fisika tersebut terhadap fenomena yang terjadi dalam bidang teknik sipil.
3.1  Gerak
a.       Gerak Bangunan Akibat Gerak Tanah; gerakan ini disebabkan oleh adanya dua atau beberapa macam tanah di bawah bangunan, sehingga reaksi tanah tidak sama atau merata. Diperlukan untuk menyelidiki tanah sebelum menentukan sistem pondasi yang akan digunakan. Penyelidikan tanah dapat berupa sondering, tes laboratorium atau pengeboran untuk menentukan garis permukaan air pada musim kemarau dan hujan (dewituembun.blogspot.com)
b.      Goyangan Bangunan Akibat Gempa Bumi; terjadi akibat longsoran tanah, gempa tektonik, letusan gunung berapi, bahan peledak pada tambang. Getaran gempa dapat berupa gerak vertikal dan horisontal. Hubungan-hubungan dan landasan struktur mendapat goyangan seperti hendak dipatahkan dan diuji kekokohannya. Perlu diadakan perhitungan terhadap gempa pada bangunan 4 lantai atau lebih dan bangunan besar walaupun tidak bertingkat (unand.ac.id)
3.2  Gravitasi
a.       Fenomena gravitasi dapat membantu berbagai pekerjaan infrastruktur dalam teknik sipil, salah satunya adalah dalam pembangunan bendungan irigasi. Salah satu jenis bangunan irigasi yang sering dijumpai dalam praktek irigasi antara lain bangunan utama. Kemudian, salah satu klasifikasi bangunan utama ini adalah bendung. Bendung adalah bangunan air dengan kelengkapannya yang dibangun melintangi sungai yang sengaja dibuat dengan maksud untuk meninggikan elevasi muka air sungai. Apabila muka air di bendung mencapai elevasi tertentu yang dibutuhkan, maka air sungai dapat disadap dan dialirkan secara gravitasi ke tempat-ternpat yang mernerlukannya (www.ilmusipil.com)
b.      Penggunaan model gravitasi untuk perencanaan kota di Indonesia:
Perencanaan transportasi untuk kota berkembang di Indonesia, seringkali terdapat banyak kendala, diantaranya ketidakkonsistensian perkembangan kota dan aturan sehingga keakuratan model seringkali tidak memuaskan. Solusi untuk perencanaan: untuk keakuratan yang tidak dipermasalahkan dan kajian perencanaan jangka panjang model UCGR dan SCGR dapat digunakan.  Model PCGR atau model DCGR digunakan untuk pergerakan berbasis rumah dan ACGR lebih mudah digunakan dalam kalibrasinya untuk tujuan bekerja (tarikan perjalanan).  Meskipun demikian, biasanya pergerakan berbasis rumah lebih diyakini kebenarannya daripada berbasis tarikan perjalanan. Jika model DCGR dengan faktor hambatan eksponensial negatif maka untuk nilai b = 0, perilaku model GR sama dengan metode Furness (atmaja.staff.umy.ac.id).
c.       Pada saat ini, ada beberapa metode analisa struktur yang dapat dipakai untuk menghitung besarnya gaya-gaya dalam yang terjadi akibat beban gravitasi pada bangunan tinggi. Metode yang umum dipakai selama ini adalah metode pembebanan langsung, di mana pembebanan diberikan sekaligus segera setelah proses pembangunan selesai, tanpa memperhatikan proses pembangunan di lapangan. Metode lainnya, yaitu metode sequential loading memberikan pembebanan secara bertahap sesuai dengan proses pembangunan di lapangan. Analisa struktur dengan metode pembebanan langsung memberikan hasil perhitungan gaya-gaya dalam yang lebih besar dibandingkan dengan metode sequential loading (www.ilmusipil.com)
3.3  Massa
a.       Pengaruh massa bangunan terhadap respon seismik akibat beban gempa pada tanah linier elastis dan non linier elastis: Respon seismik lapisan tanah akibat gempa merupakan suatu parameter gerakan tanah akibat gempa. Selama getaran menjalar dari pusat gempa sampaipermukaan tanah, maka faktor tanah sebagai penghantar gerakan merupakan parameter yang sangat penting. Tanah bukan material yang kaku, namun mempunyai kekakuan dan massa yang bervariasi. Asumsi yang seringdipergunakan didalam analisis yaitu tanah dianggap Linier Elastis (mempunyaikekakuan tetap) padahal yang sesungguhnya akibat terkena gempa tanah mempunyai kekakuan yang berubah-ubah (Non Linier). (ml.scribd.com)
b.      Untuk mengurangi resiko gempa bumi, perilaku struktur harus diketahui terlebih dahulu. Analisa ini dimaksudkan untuk mengetahui perilaku struktur terhadap gempa bumi bila pada stuktur tersebut mempunyai eksentrisitas e terhadap pusat massa dan pusat rotasi. Eksentrisitas ini terjadi karena pusat rotasi dan pusat massa pada gedung tidak berimpit. Dengan adanya hal ini mengakibatkan gedung akan mengalami momen torsi yang mengakibatkan gedung mengalami puntir (unand.ac.id)
c.       Massa sebuah benda (materi bangunan, dan sebagainya) merupakan suatu data yang digunakan untuk menghitung berat beban. Dalam teknik sipil, terdapat beban hidup dan beban mati. Dengan mengetahui massa dari materi, dapat dihitung beban masing-masing materi. Dengan demikian, dapat dilakukan analisis lanjutan terhadap struktur bangunan yang direncanakan.

4.      Postwacana
Dalam kajiannya, bidang teknik sipil bukanlah suatu disiplin ilmu yang  independen. Ada banyak disiplin ilmu yang menjadi landasan berpikir untuk memahami dan menelaah seluruh fenomena yang terjadi dalam ruang lingkup ke-tekniksipil-an. Salah satu disiplin ilmu yang keberadaannya sangat penting dalam teknik sipil adalah fisika. Tulisan ini telah mengkaji beberapa konsep fisika yang menjadi landasan berpikir bagi sarjana teknik untuk melakukan suatu analisis lanjutan. Konsep tentang gerak (kinematika), gravitasi, dan massa dalam ilmu fisika memiliki relevasi dalam bidang teknik sipil.



DAFTAR PUSTAKA

atmaja.staff.umy.ac.id, diunduh pada tanggal 15 September 2012

dewituembun.blogspot.com, diunduh pada tanggal 15 September 2012

Imawan, Cuk dan Douglas Giancoli. 1997. Fisika Edisi ke Empat. Jakarta: Erlangga

Kamiharibasuki.blogspot.com, diunduh pada tanggal 23 Agustus 2012

ml.scribd.com, diunduh pada tanggal 15 September 2012

Silaban, Pantur dan Erwin Sucipto. 1984. Fisika Edisi ke Tiga. Jakarta: Erlangga

unand.ac.id, diunduh pada tanggal 15 September 2012

www.ilmusipil.com, diunduh pada tanggal 15 September 2012





Tidak ada komentar:

Posting Komentar